Azzam Rahmadani
Pendahuluan:
World Solar Challenge (WSC) di Australia telah menjadi ajang paling bergengsi dalam dunia mobil listrik bertenaga surya. Tim BASCARA, terdiri dari mahasiswa fisika Universitas Airlangga, menjalani perjalanan menakjubkan menuju keberanian dan inovasi. Dengan dukungan Prof. Nasih sebagai rektor Universitas Airlangga, BASCARA bukan hanya meramaikan WSC, tetapi juga menjadi cermin komitmen universitas dalam mendukung eksplorasi dan inovasi mahasiswa.
1. WCS: Tantangan dan Keberanian di Outback Australia
World Solar Challenge, dilaksanakan setiap dua tahun sekali di Australia, mendorong para peserta untuk menempuh perjalanan sejauh 3.021 km dari Darwin hingga Adelaide melalui Outback Australia. Sebuah tantangan yang tidak hanya menilai kecepatan, tetapi juga daya tahan dan inovasi teknologi kendaraan listrik bertenaga surya.
2. Tim BASCARA: Mahasiswa dan Upgrade Mahasiswa Baru
Tim BASCARA bukan sekadar kelompok mahasiswa; mereka adalah agen inovasi. Terdiri dari mahasiswa fisika Universitas Airlangga, mereka didukung oleh kegiatan upgrading mahasiswa baru fisika 2023, menciptakan ekosistem pembelajaran dan kolaborasi yang kuat.
3. Dukungan Prof. Nasih: Menyulut Semangat Inovasi
Prof. Nasih, sebagai rektor Universitas Airlangga, memberikan dukungan yang tak tergantikan. Dukungan ini mencakup tidak hanya dukungan finansial tetapi juga semangat untuk mendorong mahasiswa menghadapi tantangan inovatif.
4. Inovasi Mekanisme Mobil Listrik Bertenaga Surya BASCARA
Wawancara dengan tim BASCARA membuka tirai inovasi yang sedang berkembang:
- Tujuan Mobil Listrik: Penciptaan mobil listrik oleh BASCARA dilandaskan pada tujuan menjaga keberlanjutan lingkungan. Dengan menggunakan panel surya, mereka mengusung konsep pengisian daya ramah lingkungan dan mendorong generasi muda untuk mengembangkan kendaraan serupa.
- Mekanisme Kendaraan: Mekanisme mobil BASCARA tidak jauh berbeda dengan mobil listrik pada umumnya. Namun, penambahan panel surya memberikan dimensi baru pada sumber daya dan keberlanjutan.
- Durasi Pembuatan: Proses pembuatan mobil listrik pertama kali mengambil waktu sekitar 10 bulan. Dalam perjalanan ini, tim mengalami berbagai percobaan dan kegagalan. Dengan pemahaman yang terus berkembang, pembuatan generasi berikutnya diharapkan memakan waktu maksimal 3 bulan.
- Sumber Energi: Rencana penggunaan panel surya sebagai sumber utama daya kendaraan menandakan komitmen BASCARA terhadap energi terbarukan. Penggunaan listrik PLN hanya disediakan sebagai cadangan dalam keadaan mendesak.
- Tingkat Kesulitan: Bagi tim BASCARA, tantangan membuat mobil listrik bertenaga surya terasa sebanding dengan tingkat kesulitan yang sedang. Meskipun sebagai pemula, semangat belajar dan kemauan untuk mencoba membuat mereka percaya bahwa kesuksesan adalah hasil dari perjalanan yang terus bergerak.
Kesimpulan:
BASCARA bukan hanya mewakili partisipasi dalam World Solar Challenge, tetapi juga merupakan manifestasi dari semangat eksplorasi dan inovasi di kalangan mahasiswa. Dengan pengabdian dan keberanian, tim ini tidak hanya menciptakan mobil listrik bertenaga surya, tetapi juga membawa visi keberlanjutan dan kemajuan teknologi. Semoga BASCARA terus menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan inovator masa depan.