Pamekasan – Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap peningkatan layanan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pengabdian bertema “Inovasi Teknologi Stimulasi Listrik dengan Aktivasi Elektrode Magnet untuk Penatalaksanaan Fisioterapi”. Kegiatan ini digelar di Puskesmas Teja, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, pada Sabtu (2/8/2025), dipimpin oleh Dr. Soegianto Soelistiono, S.Si., M.Si.

Mengusung pendekatan yang menggabungkan edukasi, demonstrasi teknologi, dan intervensi sosial, kegiatan ini fokus pada penanganan low back pain atau nyeri punggung bawah—keluhan yang banyak diderita masyarakat usia lanjut maupun kelompok usia produktif dengan kebiasaan kerja statis.

Kegiatan dibuka dengan senam lansia yang dipandu oleh Prof. Dr. Ir. Suhariningsih, pakar pengembangan senam energi dalam berbasis bioenergi. Senam ini mengombinasikan gerakan ringan, teknik pernapasan, dan meditasi sederhana yang bertujuan meningkatkan fleksibilitas tubuh serta memperlancar aliran energi. “Senam ini sangat efektif untuk lansia dan penderita nyeri punggung. Selain tanpa obat, juga memperbaiki sirkulasi darah dan mencegah nyeri akibat postur kerja yang salah,” jelas Prof. Suhariningsih.

Setelah sesi senam, peserta diajak menyaksikan video profil program studi S1 Fisika, S1 Teknik Biomedis, dan S2 Teknik Biomedis Universitas Airlangga. Tayangan ini tak hanya memperkenalkan tim pelaksana, tetapi juga bertujuan mendorong generasi muda untuk terlibat dalam dunia sains dan teknologi kesehatan.

Salah satu sesi utama dalam kegiatan ini adalah pemaparan mengenai teknologi elektrostimulator yang digunakan dalam terapi akupuntur. Prof. Dr. Suryani Dyah Astuti, S.Si., M.Si., menjelaskan bahwa alat ini dirancang untuk memberikan stimulasi listrik secara akurat ke titik-titik akupuntur melalui elektrode magnetik. “Teknologi ini dapat mempercepat proses penyembuhan, terutama untuk pasien nyeri punggung, karena langsung menstimulasi sistem saraf perifer,” terangnya.

Pemahaman teknis mengenai prinsip kelistrikan alat juga dijelaskan oleh Dr. Riries Rulaningtyas, S.T., M.T., yang membahas seputar arus listrik, impedansi tubuh manusia, hingga aspek keamanan dalam penghantaran energi ke jaringan tubuh. Penjelasan ini ditujukan agar tenaga kesehatan yang hadir dapat memahami cara kerja alat secara ilmiah dan aplikatif.

Sesi yang paling menarik perhatian peserta adalah workshop penggunaan alat. Dalam sesi ini, para tenaga medis dilatih secara langsung oleh dosen dan mahasiswa UNAIR tentang cara mengoperasikan alat, mengatur parameter terapi seperti frekuensi dan durasi, serta melakukan simulasi penggunaannya kepada pasien.

Sebagai bentuk kontribusi berkelanjutan, tim UNAIR secara resmi menyerahkan hibah alat elektrostimulator kepada Puskesmas Teja. “Kami berharap alat ini dapat memperkuat layanan fisioterapi di tingkat primer dan menjadi solusi alternatif berbasis teknologi,” ujar Dr. Soegianto.

Kegiatan ditutup dalam suasana penuh semangat kolaboratif dengan penyampaian evaluasi oleh Prof. Khusnul Ain, dilanjutkan menyanyikan lagu Padamu Negeri dan doa bersama. Semangat kebersamaan antara akademisi, tenaga medis, dan masyarakat terasa begitu hangat sepanjang acara.

“Sinergi antara inovasi teknologi dan pelayanan langsung di lapangan adalah kunci untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” pungkas Dr. Soegianto.