Picture of Angga Dito Fauzi

Angga Dito Fauzi

Pembelajaran fisika harus menyenangkan agar dapat menarik minat siswa. Istilah yang terkenal untuk pembelajaran ini adalah “Physics is fun”. Saat ini, metode pembelajaran fisika di SMA seperti itu sangat diperlukan. Hal ini karena minat dan ketertarikan siswa pada pelajaran fisika relatif rendah dibandingkan dengan ilmu yang lainnya. Persepsi siswa SMA terhadap ilmu fisika bersifat negatif karena dianggap sulit, banyak rumus, teoretis, abstrak, dan kurang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran fisika lebih ditekankan pada penguasaan kognitif dibandingkan dengan psikomotorik dan kreatifitas pengembangan teknologi sehingga kurang diminati siswa. Mereka kurang memahami bahwa fisika merupakan dasar bagi pengembangan hampir semua teknologi dan menganganggap tidak memberikan prospek pekerjaan yang menjanjikan.

Saat ini kecenderungan siswa yang masuk prodi fisika semakin kecil. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di Amerika dan Eropa. Tingkat keketatan masuk prodi fisika di perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia rendah dibandingkan prodi serumpun MIPA atau prodi lainnya. Tingkat keterpilihan sebagai pilihan utama sangat rendah dan prodi favorit di semua PTN Indonesia adalah prodi yang berkaitan dengan medis, misalnya kedokteran, kedokteran gigi, farmasi, kebidanan, dan keperawatan.

Berbagai usaha perguruan tinggi terutama prodi fisika telah dilakukan untuk meningkatkan ketertarikannya, misalnya kegiatan pengmas secara rutin, olimpiade fisika tingkat kabupaten/kotamadya, provinsi, dan nasional bahkan internasional. Namun, mereka yang mendapatkan medali untuk berbagai tingkat nasional maupun internasional hampir 95% tidak memilih prodi fisika.

Di level sekolah menengah, pelajaran fisika juga dianggap sulit, kering, membosankan, tidak menarik yang berakibat motivasi siswa belajar fisika rendah. Persoalan ini merupakan tantangan yang besar bagi guru fisika. Mereka harus berpikir bagaimana dapat mengajarkan fisika yang lebih menyenangkan dan fisika menjadi relevan bagi kehidupan siswa. Dalam usaha ini, stategi pembelajaran dimana siswa ditatapkan pada persoalan yang real, kontekstual, dan yang tidak terstruktur ketat dapat membantu siswa aktif  belajar dan senang fisika. Namun problem utama untuk mencapai pembelajaran tersebut adalah kurangnya pengetahuan guru terhadap berbagai aplikasi fisika dalam kehidupan nyata dan teknologi masa kini, terutama dalam bidang material medis.

Banyak fenomena medis yang pemahamannya lebih mudah menggunakan konsep fisika. Hukum Poiseuille akan memudahkan pemahaman hubungan antara stroke, tekanan darah, dan kerja jantung. Hukum Pertama Newton atau hukum kelembaman sangat mudah menjelaskan mengapa kegemukan itu menyebabkan malas beraktivitas, penggunaan sinar inframerah untuk pencegahan kanker payudara melalui pembuatan thermografi, penggunaan partikel dasar radiasi untuk diagnosa dan terapi kanker dan penyakit yang lainnya.

Dalam bidang ortopedi, implan tulang memerlukan bahan komposit yang memiliki nilai densitas, modulus elastik, kekuatan tarik, kekuatan tekan, laju korosi dan kemampuan degradasi tertentu. Selain itu diperlukan ukuran pori dan porositas tertentu untuk mendukung biokompatibilitas, osteokonduksivitas dan osteoinduksivitasnya. Sifat ini dapat menyebabkan interaksi kimia dan fisika implan dengan jaringan tulang host yang dinamakan bioaktif dan bioresorbable.

Demikian juga untuk proses interaksi yang terjadi pada penambalan gigi dengan semen gigi. Fisika juga digunakan dalam penanganan penyembuhan luka kulit (wound healing dan dressing) karena konsep absorbansi dan modulus elastik, elongasi dan kekuatan tarik serta kekuatan impak menjadi syarat yang utama. Oleh sebab itu diseminasi pengetahuan tentang material medis menjadi urgen bagi guru-guru fisika dan siswanya agar pelajaran fisika menjadi menarik.

Universitas Airlangga sebagai salah satu universitas terbesar di Indonesia, mempunyai kewajiban meneruskan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ke level masyarakat. Salah  satunya adalah upaya yang dilakukan oleh Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR yang berperan aktif dalam menyelenggarakan program pendidikan yang menghasilkan ilmuwan di bidang medis. Misinya untuk menyumbangkan keilmuan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia guna meningkatkan daya saing bangsa. Departemen Fisika bidang keahlian Biomaterial sebagai bagian dari fakultas tersebut mengambil peran melalui kegiatan diseminasi hasil penelitian ke masyarakat.