
Surabaya – Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Basic Physics in Nuclear Medicine” pada Rabu, 6 Agustus 2025. Kegiatan yang berlangsung di Ruang 228 ini menghadirkan Nathan Busse, M.S., seorang ahli fisika diagnostik bersertifikasi DABR dan DABSNM dari Amerika Serikat, sebagai pembicara utama.
Acara ini dimoderatori oleh Winarno, S.Si., M.T., dosen Program Studi Fisika FST UNAIR, yang juga turut membimbing diskusi bersama mahasiswa dan peserta lainnya.
Kegiatan dibuka secara resmi dan turut dihadiri oleh Wakil Dekan II FST UNAIR, Prof. Dr. Suryani Dyah Astuti, M.Si., serta Ketua Departemen Fisika, Herri Trilaksana, Ph.D. Selain itu, sejumlah dosen dan mahasiswa dari berbagai angkatan juga hadir dan mengikuti kegiatan ini dengan antusias.
Dalam paparannya, Nathan Busse membahas konsep dasar fisika yang digunakan dalam kedokteran nuklir, termasuk prinsip-prinsip interaksi radiasi dengan materi, teknik pencitraan radioisotop, serta aplikasi klinisnya dalam diagnosis dan terapi. Ia juga menekankan pentingnya peran fisikawan medis dalam menjamin kualitas dan keamanan prosedur berbasis radiasi di fasilitas kesehatan.
Sesi berlangsung interaktif, dengan banyaknya pertanyaan dari mahasiswa yang menunjukkan ketertarikan terhadap bidang fisika medis dan teknologi nuklir. Diskusi tidak hanya mencakup teori dasar, tetapi juga pengalaman praktis Busse dalam dunia kerja profesional sebagai fisikawan medis di lingkungan rumah sakit dan lembaga penelitian.
Ketua departemen Fisika, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk membuka wawasan mahasiswa terhadap perkembangan terbaru di bidang fisika medis. “Melalui kegiatan ini, kita bisa belajar langsung dari praktisi internasional dan memperkuat jaringan akademik global,” ujarnya.
Guest lecture ini merupakan bagian dari upaya internasionalisasi program studi Fisika UNAIR dan penguatan kurikulum berbasis teknologi terapan, khususnya dalam bidang kedokteran nuklir yang semakin relevan dengan kebutuhan layanan kesehatan modern.
Dengan berakhirnya sesi pada pukul 13.00 WIB, para peserta membawa pulang pemahaman baru yang diharapkan dapat menginspirasi riset dan pengembangan ilmu di bidang fisika medis. Kegiatan ini juga menjadi pengingat pentingnya kolaborasi lintas negara dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.